OM SRI SAIRAM

OM SRI SAIRAM........

Jumat, 03 Desember 2010

Betulkah Yesus Berjalan di atas Air?

Ioanes Rakhmat: Print E-mail
Selain itu, klaim bahwa Yesus itu Allah sering membuat orang Kristen mengabaikan suatu fakta yang sudah sangat pasti bahwa Yesus dari Nazaret adalah seorang manusia seperti kita yang memiliki tubuh jasmaniah yang kongkret, yang dapat disentuh dan memiliki berat, yang dapat dipaku pada kayu salib dan mengeluarkan darah lalu mati.
Yesus memiliki ilmu meringankan tubuh sehingga dia bisa berjalan di atas air?? Kalau ya, mengapa dia tidak melayang-layang saja di muka tanah ketika berpergian ke Yerusalem tetapi kok berjalan kaki dan menunggang seekor keledai?

Pengantar
Segala sesuatu yang ada dan terjadi dalam alam harus bisa dijelaskan oleh sains (yang dihasilkan oleh akal budi yang digunakan dengan kritis dan konsisten, melalui metode observasi dan eksperimentasi) sebagai sesuatu yang sejalan dengan hukum-hukum alam (the laws of natureatau natural laws), meskipun sains pada masa kini belum bisa menjelaskan seluruh jalannya hukum-hukum alam. Jika ada suatu fenomena alamiah yang tidak bisa dijelaskan oleh sains pada masa kini, tidak berarti bahwa fenomena ini terjadi karena sebab-sebab supra-alamiah (misalnya karena campur tangan Allah atau campur tangan dewa-dewi) dan karenanya disebut sebagai mukjizat, melainkan berarti bahwa sains pada masa kini belum bisa menjelaskannya dan terbuka kemungkinan untuk sains di masa depan bisa menjelaskannya. Jika kepercayaan pada adanya Allah dipertahankan, maka harus dikatakan bahwa Allah berkarya melalui dan di dalam hukum-hukum alam, dan tidak menentang atau melawan hukum-hukum alam. Lebih jauh dapat ditegaskan bahwa hukum-hukum alam itu sendiri adalah kehendak Allah yang paling langsung dan paling jelas dapat diketahui manusia dalam dunia alam.


Dengan demikian, jika ada suatu laporan apapun bahwa telah terjadi sesuatu yang menurut sains selamanya tidak akan mungkin terjadi secara alamiah di Bumi atau di alam semesta karena melanggar hukum-hukum alam, maka laporan ini tidak boleh diperlakukan sebagai suatu laporan tentang sesuatu yang faktual empiris alamiah sungguh terjadi dalam dunia. Laporan semacam ini harus dilihat entah sebagai suatu laporan palsu yang direkayasa untuk melayani kepentingan-kepentingan insani tertentu, atau sebagai suatu laporan yang memang harus dipahami bukan sebagai suatu laporan faktual tentang suatu kejadian historis, tetapi sebagai suatu laporan atau kisah teologis yang memang ditemukan dalam tulisan-tulisan keagamaan dari berbagai zaman di tempat yang berbeda-beda.

Laporan atau kisah teologis bertujuan bukan untuk melaporkan suatu kejadian historis dalam dunia alamiah manusia, tetapi bermaksud menyampaikan kebenaran-kebenaran lain yang berada dalam tatanan nilai-nilai, misalnya untuk menyampaikan ajaran-ajaran moral tentang hal yang baik dan hal yang jahat, hal yang benar dan hal yang salah, dan seterusnya, atau untuk menimbulkan efek dan respons pada emosi dan perilaku manusia terhadap sesuatu atau terhadap suatu figur insani tertentu yang menjadi objek-objek devosional/penyembahan keagamaan.

Sebagai contoh, ada sebuah laporan berbentuk audio-visual (bisa dilihat via Internet) bahwa Dedy Corbuzier (DC), seorang mentalist Indonesia, berjalan di atas air sementara kedua tangannya menggenggam sebuah handycam di sebuah kolam renang di Jakarta, atau bahwa dia berjalan ke atas pada sebuah dinding tembok dari sebuah bangunan tinggi dengan garis tubuhnya membentuk sudut 90 derajat dengan garis vertikal tembok. Menurut sains, berdasarkan hukum-hukum alam dan hukum-hukum fisika, dalam kondisi normal alamiah manusia manapun di bumi ini tidak bisa berjalan di atas air yang dalam (kecuali di atas air yang kedalamannya hanya 10-20 cm) sebab berat/massa jenis tubuh normal alamiah manusia lebih besar dari berat/massa jenis air, dan juga tidak bisa berjalan normal alamiah ke atas pada dinding tembok sebab di Bumi ini secara alamiah bekerja gaya gravitasi Bumi yang akan menariknya jatuh ke bawah, seperti sebuah apel akan pasti jatuh ke bawah jika apel ini terlepas dari ranting pohon apel.

Jika DC betul-betul berjalan di atas air kolam renang yang dalam dan gambar acting-nya ini dapat secara objektif diambil oleh sebuah kamera, DC sangat boleh jadi telah berjalan di atas sambungan balok-balok es batu yang panjang dan cukup besar yang telah disiapkan sebelumnya, yang mengapung di atas air kolam renang dan tidak bisa tertangkap oleh penglihatan biasa. Atau, ini yang paling pasti, DC berjalan di atas tiang-tiang balok kaca yang disebut plexiglass, yang dipasang tegak lurus dengan dasarnya menyentuh dasar kolam renang. Plexiglass tidak bisa dilihat oleh mata biasa, tetapi dapat ditangkap oleh kamera khusus. Atau, tayangan DC berjalan di atas air atau berjalan ke atas pada dinding tembok semuanya adalah rekayasa teknologi canggih pembuatan film. Tujuan tayangan-tayangan ini tidak lain adalah untuk membangun sebuah citra tentang DC, bahwa DC adalah seorang superman atau seorang spiderman kebangsaan Indonesia, bangsa yang merindukan seorang superman benar-benar dilahirkan untuk mengangkat citra bangsa ini di mata dunia. Citra semacam ini dibangun oleh banyak kalangan serebritas di seluruh dunia, bagaimana pun juga caranya, termasuk dengan cara menipu atau mempedaya masyarakat (yang lugu) melalui teknologi canggih sinematografi atau trik-trik material atau mental lain yang menyesatkan.

Apakah Yesus betulan berjalan di atas air yang dalam?

Dalam Injil Markus 6:45-52 (paralel Matius 14:22-33; Yohanes 6:16-21) dikisahkan bahwa Yesus berjalan di atas air Danau Galilea (atau Danau Tiberias). Kita bertanya: Apakah Yesus bisa betulan berjalan di atas air danau yang dalam? Jawabnya: Yesus secara alamiah tidak bisa berjalan di atas air di tengah Danau Galilea yang dalam, karena berat/massa jenis tubuh Yesus lebih besar dari berat jenis air danau. Dan pasti, Yesus juga tidak bisa berjalan melayang di atas muka air danau itu, sebab Yesus memiliki tubuh yang memiliki berat/massa, dan dia bukan roh atau angin atau hantu tanpa tubuh.

Orang Kristen, karena kesalehan dan devosi mereka pada Yesus, umumnya akan berkeras menyatakan bahwa Yesus pasti bisa berjalan di atas air karena dia adalah Allah yang sanggup melakukan mukjizat apapun, yang melanggar hukum-hukum alam, bahwa Yesus pasti bisa berjalan di atas air karena Alkitab melaporkannya demikian!

Hal apakah Yesus adalah Allah atau bukan, bergantung pada keyakinan masing-masing orang; jadi klaim teologis ini bersifat subjektif doktrinal. Selain itu, klaim bahwa Yesus itu Allah sering membuat orang Kristen mengabaikan suatu fakta yang sudah sangat pasti bahwa Yesus dari Nazaret adalah seorang manusia seperti kita yang memiliki tubuh jasmaniah yang kongkret, yang dapat disentuh dan memiliki berat, yang dapat dipaku pada kayu salib dan mengeluarkan darah lalu mati. Suatu tubuh yang dapat dipaku pada kayu salib lalu mengeluarkan darah dan akhirnya mati, setelah tubuh ini mengalami kesakitan yang amat sangat, adalah tubuh yang pasti tenggelam di air danau yang dalam, sama pastinya dengan tenggelamnya sebutir kelereng begitu kelereng ini dilempar ke danau. Selain itu, karena Alkitab adalah kitab keagamaan, bukan buku sejarah, dan juga bukan buku sains, maka tidak semua berita atau kisah di dalamnya adalah sejarah atau sejalan dengan pandangan sains! Sains dan akal budilah, bukan iman, yang menentukan dan menilai apakah suatu laporan atau suatu kisah dalam Alkitab adalah suatu laporan atau kisah sejarah. Setiap kisah mukjizat dalam Alkitab harus dipahami pertama-tama sebagai sebuah kisah, dan tidak semua kisah adalah sejarah. Sejarah memang kisah, tetapi kisah nyata, bukan kisah fiktif. Mari sekarang kita ikuti bagaimana ihwal Yesus berjalan di atas air dikisahkan.

Kalau Yesus bisa berjalan di atas air yang dalam (katakanlah karena dia memiliki “ilmu meringankan tubuh” yang konon, menurut dongeng, dimiliki para guru silat Biara Shao Lin), dia sebetulnya memiliki suatu kesempatan emas untuk mendemonstrasikan kepandaian hebatnya ini di hadapan orang banyak (konon berjumlah sampai lima ribu orang laki-laki; lihat Markus 6:30-44, sebuah perikop yang langsung mendahului perikop Markus 6:45-52) untuk membuat mereka terkesima lalu menjadi percaya padanya. Tetapi, menurut teks yang kita baca, dengan disaksikan orang banyak yang terus mengikutinya, Yesus dan murid-muridnya “mengasingkan diri dengan perahu ke tempat yang sunyi” (Markus 6:32). Demikian juga, dalam kisah sebelumnya tentang Yesus meredakan angin ribut (Markus 4:35-41), di hadapan orang banyak yang melihatnya dan dengan di kelilingi perahu-perahu lain yang sedang berlayar di Danau Galilea, Yesus seharusnya mendemonstrasikan kehebatannya jika memang dia bisa berjalan di atas air. Tetapi apa kata teks yang kita baca? Bukannya Yesus berjalan di atas air danau, dia malah “duduk” lalu “tidur” dalam perahu yang membawanya bertolak bersama murid-muridnya. Bukankah orang banyak akan makin terkesima lalu percaya pada Yesus jika Yesus bukan saja memperlihatkan kemampuannya meredakan angin ribut (4:39) tetapi juga kemampuannya berjalan di atas air? Jadi, bertolak dari teks-teks ini kita lebih baik menyimpulkan bahwa Yesus sebetulnya tidak bisa berjalan di atas air, bukan bahwa dalam kejadian-kejadian itu Yesus tidak mau berjalan di atas air dan dengan demikian melewatkan dengan bodoh kesempatan-kesempatan emas itu.

Jika demikian halnya, mengapa Markus 6:45-52 mengisahkan Yesus berjalan di atas air di tengah Danau Galilea? Kisah Markus ini tidak bermaksud melaporkan suatu kejadian sejarah faktual (bahwa Yesus dulu betulan berjalan di atas air yang dalam), melainkan mau menyampaikan ajaran tentang pemuridan (discipleship)—bagaimana orang seharusnya bersikap sebagai murid Yesus dalam kehidupan nyata yang keras yang sedang mereka jalani.

Harus diingat bahwa kitab Injil Markus pertama kali dibaca bukan oleh murid-murid asli Yesus (yang konon berjumlah 12 orang) pada tahun 30-an, tetapi oleh komunitas Kristen pada tahun 70 (abad pertama Masehi) yang menjadi alamat tujuan Injil Markus yang ditulis menjelang akhir Perang Yahudi I melawan Roma (66-70 M). Dalam komunitas ini, Yesus, seperti pada masa kini oleh gereja-gereja Kristen di abad ke-21, disapa sebagai Tuhan dalam doa dan dipercaya hadir dalam roh di tengah kehidupan umat Kristen. Nah, kepada komunitas Kristen yang berdiri 40 tahun setelah kematian Yesus inilah kisah Yesus berjalan di atas air Danau Tiberias semula ditujukan. Apa yang diajarkan oleh kisah ini kepada gereja Markus ini?

Perhatikan kisahnya dengan saksama: Yesus berjalan di atas air ketika “hari sudah malam” (Markus 6:47), ketika perahu yang ditumpangi murid-muridnya terkena “angin sakal” dan gelombang air besar menghambat pelayaran mereka (6:48), dengan disaksikan hanya oleh murid-muridnya dalam perahu itu, bukan oleh orang banyak. Gambaran tentang kegelapan malam dan angin sakal yang menerpa adalah gambaran menakutkan tentang keadaan riil kehidupan keras dan berat yang sedang menimpa gereja Markus, sementara di Palestina sedang berlangsung perang orang Yahudi melawan Roma yang segera berakhir dengan kekalahan telak bangsa Yahudi (tahun 70). Pembaca Injil Markus pada abad pertama dulu juga pasti tahu kisah tentang Air Bah yang pada zaman Nabi Nuh, dikisahkan, melanda dunia dan membinasakan semua kehidupan kecuali Nuh dan keluarganya serta binatang-binatang yang dibawanya dalam bahtera (Kejadian 7-8). Dalam pandangan Alkitab, air bisa menjadi lambang penyucian dan pengudusan (Zakharia 13:1; Efesus 5:26), sepertinya halnya dengan air baptisan Kristen, atau lambang kehidupan (Yesaya 55:1; Yeremia 2:13a; 17:13b; Yehezkiel 47; Yohanes 4:10; 7:38; Wahyu 7:17; 21:6; 22:1), tetapi juga, khususnya dalam kisah Air Bah (lihat juga Bilangan 5:19, 22), bisa menjadi lambang kutuk, pembinasaan dan pemusnahan! Dengan demikian, kisah Markus tentang Yesus berjalan di atas air jelas adalah kisah tentang bagaimana menjadi murid Yesus dalam suatu kondisi kehidupan yang berat, sukar dan mengancam.
Nah, ketika gereja Markus sedang diterpa kekerasan dan penderitaan dalam kehidupan mereka dan terancam musnah, Yesus yang mereka panggil dalam doa didengar (via iman) bersabda, “Tenanglah! Aku ini, jangan takut!” (Markus 6:50), sementara dia menginjak-injak dan meremehkan air yang ada di bawah kakinya. Ya, siapa yang tidak takut kalau hidup dikitari peperangan, azab, kekalahan dan ancaman kemusnahan!? Tetapi, kalau gereja di tengah kehidupan yang sukar dan berat ini tetap memandang dan berkonsentrasi pada Yesus yang berkuasa atas air, semua kesukaran, keberatan dan ancaman kebinasaan ini, kata Markus, dapat diatasi, sebagaimana Petrus semula ketika berkonsentrasi pada Yesus sanggup juga, kata Matius, berjalan di atas air (lihat Matius 14:29), di atas gelombang air danau yang bergelora mematikan, di tengah kegelapan malam, ketika biduk kehidupan dilanda angin sakal kehidupan. Nah, inilah berita, penguatan dan ajaran pemuridan dari penulis Injil Markus (dan penulis Injil Matius), yang disampaikan melalui kisah Yesus berjalan di atas air. Jika pesan ini kita tangkap dan hayati, maka secara figuratif Yesus memang berjalan di atas air, bahkan kita juga, sebagai gereja Yesus Kristus, sanggup berjalan di atas air.

*) Tulisan pendek untuk pengantar acara diskusi kritis kisah-kisah mukjizat dalam Alkitab, 15 Juli 2009, Komisi Dewasa Gereja Kristen Indonesia (Jawa Barat) Kepa Duri, Tomang Barat, Jakarta Barat, Indonesia




1/9. Mujizat emangnya sama dengan Keajaiban?

Ngomong aja sama korban bencana alam bahwa hidup ini penuh keajaiban cung! Orang yang selamet dari bencana bisa ngomong bahwa itu suatu keajaiban, mujizat Tuhan dan lain sebagainya. Korban yang tewas bisa ngomong apa? Lagipula tulisan ini kagak ngomongin "keajaiban" tetapi mujizat yang diklaim dalam Alkitab sebagai dilakukan oleh Yesus dari Nazareth. Kalo anda mau tetap percaya mujizat dan keajaiban ya silakan aja.

2/9. burunhantu

Masyarakat kampung gue aja tahu bahwa sebelum menghakimi satu perkara, hakim tersebut haruslah mengenal dengan baik sebuah permasalahan, bukan asal buang air liur... Nah, melihat statement diatas, anda itu nggak ngerti apa-apa soal keajaiban dan mujizat, artinya adalah anda tidak dalam posisi yang ideal untuk menghakimi sebuah mujizat atau keajaiban.... bisa di roger sampai pada titik ini mr jenius ? hahahahaha

3/9. burunhantu

#1; saya nggak tahu, apakah anda pernah sekolah bagus & tinggi atau nggak, hanya saja LOGIKA anda nggak banyak beda sama anak anak kelas 2 SD. Lihat lagi pendapat anda diatas; Anda mengatakan (secara tersirat) bahwa dalam kasus bencana alam, anda berpendapat bahwa keajaiban itu haruslah diterima dan dinikmati oleh semua orang. Dimana anda berpendapat tidak boleh terjadi seperti kasus yang anda contohkan, yaitu dimana ada orang-orang yg selamat dan ada yang tidak (dalam kasus bencana). Bisa di roger sampai titik ini mr jenius ? Kesalahan logika nya adalah; Kalau semua orang baik baik saja, maka dimana unsur keajaibannya ? bisa dimengerti pertanyaan ini mr jenius ? Tapi okelah, saya akan coba ikuti cara anda berlogika (walau aneh), dimana dalam keajaiban, semua orang harus berakhir dengan happy ending. Kalau pola logika anda saya ikuti, maka di kota anda dimana saat ini anda tinggal, yang aman aman saja dari bencana (dimana faktanya dunia saat ini dikepung oleh bencana dengan berbagai jenisnya) anda BERARTI telah hidup dari hari yang penuh keajaiban ke hari berikutnya yang penuh keajaiban, karena kota anda justru telah selamat dari bencana, padahal di begitu banyak kota telah terjadi ketidak beruntungan. Kalau ada yang sulit mengerti logika sederhana diatas, silahkan kunjungi dan mendaftar di www.TIPSperbaikiLOGIKAsaya.com Celakanya, pada saat keajaiban begitu banyak terjadi disekeliling kita, maka orang orang akan punya kecenderungan untuk berkata tidak ada keajaiban disini segala sesuatu hanya terjadi seperti seharusnya...dan ini adalah keNAIF-an tingkat tinggi. hahahaha

4/9. Ada orang sakit lagi nih

sekalian aja bung tanya, kenapa ada kejahatan dan kebaikan. mukjizat bukan barang asongan yang senantiasa diperjualbelikan kepada pelanggan yang ingin melihat dan ingin membeli. mukjizat kadangpula diperlukan untuk membuat manusia senantiasa bersyukur. manusia macam bung ini ibarat diberi sesuatu oleh Tuhan tapi meminta lebih, diberi air minta lautan. syukuri saja hidup yang ada wassalam

5/9. Penulis nggak bener

Menurut gue sih, Nggak bener nih penulisnya....sudah ada yg tantang dia untuk membuktikan kebenaran dan kekuatan statement statementnya, eh dia nya malah kabur nggak jelas. hadapi donk, kami mau lihat pertarungan intelektual yg berdarah-darah...:) Menurut gue, Orang yg berkualitas rendah, menulis sesuatu yg gampang jadi kelihatan rumit, yang berkualitas medium, menulis sesuatu yang rumit memang secara rumit, nah kalau yg kualitasnya bagus, menulis yg rumit menjadi sederhana dan sejelas kristal. Kayaknya sih penulis ini masih tertahan dilevel penulis jelek sih, karena ditangan dia, perihal gampang jadi kelihatan begitu rumit :)

6/9. brave

Saudaraku Ioanes Rakhmat yang terkasih, anda menulis (1) segala sesuatu harus berdasarkan hukum alam kemudian anda juga menulis kalau (2)kalau Yesus bisa begini kenapa Dia gak begitu, untuk point (1) kalau mengikuti hukum alam bukan mukzizat donk namanya untuk point (2) saya balik bertanya emangnya anda siapa sehingga Yesus harus ngikutin maunya anda? jangan melawak ah

7/9. AYO terus MENULIS

ayo bung Iones ... terus berkaya (menulis) lepaskan kukungan khayalan alkitab dan mari gunakan akal pikiran karena telah ada dalam manusia ... keterbatasan tidak menghalangi utk berpikir.

8/9. burunhantu

iya bung Iones, terus saja menulis, jangan peduli sama lawan lawan anda, anda boleh ngawur, ane tetap dukung, anda boleh misleading, ane tetep support kok, pokoknya karena ente lulusan S-3, unutk ane, ente paling pinter dah sedunia :) yang negejek gelar ente itu mah cuma karena iri, nggak bisa kuliah seperti anda, jauh didasar hati ane, (melihat cara ente menulis) ane tetap percaya kalau universitas ente yang terbaik didunia, paling mahal dan paling bermutu..:)....maju tak gentar bung.....dalam perjuangan, malu itu no 13 bung.... hahahahahahaha

9/9. sandiron

TErbukti jika anda memang oarng yang pengetahuannya cuma sebiji jagung, kalau ente pingin lihat ada orang yang bisa berjalan diatas air, silahkan datang keGunung lawu,tepatnya di argo dalem besok malam 1 suro, saya tunggu disana, nanti kita ke telaga sarangan...oh ya siapkan kamera dan alat deteksi lainnya...

1 komentar:

  1. maaf anda yg mempunyai BLOG ini hanya mencari sensasi aja coz gw yakin anda itu orng yg tidak mempunyai pengetahuan (KEPINTARAN) coz yg anda pnya itu hanya ketololan aja,,jd buat saya lbh baik anda bunuh diri aja coz kasihan orng tua juga hidup anda yg tidak ada guna ny di dunia ini,,,kalau pun anda hidup itu hnya menambah-nambah dosa dlm hidup anda.

    kalau anda tdk terima dgn komentar saya silahkan anda dtngin saya langsung di Jakarta,,terima kasih atas ketololan anda di blog ini. IBLIS Meberkati_mU.

    BalasHapus