OM SRI SAIRAM

OM SRI SAIRAM........

Jumat, 03 Desember 2010

Ramalan Sabda Palon & Penggenapan Nubuatan

 AA Jin SM: Print
 (foto: Awan yang dipercayai berbentuk kepala Petruk. Menurut mitos masyarakat di sekitar Merapi, Eyang Petruk adalah simbol dari Sabda Palon yang bertapa di gunung tersebut.)
Seorang teman memperlihatkan pada saya informasi-informasi tentang bagaimana ramalan-ramalan tentang akhir dunia kelihatannya sudah banyak mulai digenapi. Diantaranya:
- kembalinya suku-suku bangsa Israel dari berbagai belahan dunia setelah ribuan tahun terpisah ke tanah mereka sendiri sesuai ramalan para nabi di kitab Bibel Perjanjian Lama
- digenapinya ramalan di kitab Wahyu Yohanes (Bibel Perjanjian Baru) tentang penunggang kuda dan malapetaka yang terjadi di bumi, dan
- meletusnya Merapi sesuai ramalan Sabda Palon dsb.

Dia bertanya, tidakkah ini berarti ada Kuasa di atas sana yang berkuasa mengalirkan sejarah sebagaimana yang dikehendakiNya?

Saya merenung dan menarik nafas. Kemudian saya jawab:

“Begini, konon ( saya menuliskan kata 'konon' agar memberi ruang bagi mereka yang tidak mempercayainya) dalam cakrawala berpikir spiritualis,  setiap gerak hati, harapan dan doa, ditampung dalam akal semesta. Akal semesta juga bagaikan cermin yang memantulkan semua pikiran, harapan dan doa yang dikirimkan oleh si pemohon itu kembali ke dirinya sendiri. Semakin besar sinyal pikiran yang diarahkan ke sana, lewat figure dewa, tuhan, buddha, dsb, semakin besar kemungkinan akan terjadinya, sekalipun tentu ada banyak faktor materil lain yang membuat sesuatu terjadi.  Akal semesta juga adalah mekanisme jagat raya.



Spiritualisme Yudaiseme  banyak menghasilkan para nabi dan pertapa suci yang memiliki tingkat keselarasan berpikir yang selaras dengan semesta. Isak tangis, doa, harapan dari bangsa yang berates-ratus tahun dan beribu-ribu tahun dibuang dari tanahnya sendiri, sedikit demi sedikit mempengaruhi mekanisme kausalitas semesta.

Ingatlah prinsip ini:

-kuantitas mempengaruhi kualitas dan, pada gilirannya, kualitas mempengaruhi kuantitas.
-Idea mempengaruhi materi dan materi mempengaruhi idea. Ada dialektika dalam alam semesta ini.

Kerinduan yang besar dari bangsa ini selama berabad-abad untuk bersatu dan kembali ke tanahnya sendiri, akhirnya mendapatkan tempatnya dalam sejarah. Niatan yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya, dan doa yang terus dilantunkan akan mempengaruhi alam bawah sadar manusia dan mekanisme kausalitas alam. Tentu saja dalam alam nyata, kejadian ini melibatkan kebijakan politis dan finansial yang tidak datang begitu saja dari langit.

Demikian pula duka, kesedihan, pengharapan, rasa dikhianati dan kegeraman para leluhur tanah jawa yang kehilangan tanah jawa dan adab bangsanya oleh pemeluk islam yang menghancurkan Majapahit dan Pajajaran seperti yang tertulis dalam surat Sabdapalon, akhirnya menjadi getaran yang ditangkap oleh semesta. Apalagi Shiva-buddha dan Kejawen adalah agama pantheistic-panentheistic. Banyak suciwan pernah dihasilkan di tanah jawa ini dari latar belakang agama tersebut. Doa, harapan dan sumpah itu menjadi getaran di alam semesta. Getaran itu disimpan di alam semesta menunggu ruang dan waktu yang memungkinkan untuk terjadi.

Ingatkah tentang kisah Bishma yang berjanji tidak akan menikah dan memberikan hak waris kerajaannya kepada adik tirinya kelak? Seketika sumpah itu terucap, halilintar bersabung. Langit dan bumi mencatat sumpahnya.

Ada orang-orang tertentu yang sedikit mengecap frekwensi akal semesta yang mengatasi ruang dan waktu linear manusia. Namun sebagai manusia biasa, orang-orang ini hanya mampu menjelaskan sesuai dengan kapasitas berpikir mereka pada jaman itu. Mereka tidak tahu dengan jelas apa yang akan terjadi secara detil. Kebanyakan nabi, misalnya, berpikir dalam jaman mereka, dalam kultur dan pengetahuan jaman itu. Mereka tidak memaksudkan meramalkan tentang keadaan dunia senyata-nyatanya, seluas-luasnya, dan sedetil-detilnya.

Penembusan dan harapan ini diwujudkan dalam kitab-kitab sastra dimana mereka memakai tokoh mitologis, seperti halnya  tokoh Daniel, atau penglihatan-penglihatan nabi Ezekiel, juga simbol-simbol hewan dan angka 666 dalam kitab Wahyu, serta tokoh Sabda Palon dan Naya Genggong.

Sabda Palon sendiri, menurut saya, adalah simbol mitologis dari kesadaran akan keluhuran ajaran leluhur tanah jawa yang bersifat panteistik sinkretis dalam wujud ajaran shiva buddha dan kejawen. Datang atau tidaknya Sabda Palon, tergantung orang Indonesia sendiri, apakah generasi yang hidup sekarang mau kembali pada keraifan lokal dan tradisi luhur yang independen, penuh adab, toleransi dan ramah akan alam.

Menganggap mereka sebagai tokoh sebenar-benarnya akan menjadi kesulitan bagi kita. Kita akan tergoda untuk mensingkron-singkronkan ini dan itu untuk membenarkan pendapat dan pandangan kita. Saya rasa yang seperti ini tidak perlu. “

Yang paling penting adalah manusia harus sadar bahwa ada mekanisme dalam alam semesta yang tidak boleh kita abaikan. Alam semesta mencatat segala harapan, pikiran, niatan dan sumpah mereka yang teraniaya.  Berhati-hatilah mereka yang duduk dalam posisi untuk mengeluarkan kebijakan. Karena naik dan runtuhnya suatu peradaban tergantung dari kebijakan. Berhati-hatilah agama yang hanya menitik beratkan ritual dan pengagungan suatu tokoh, yang tidak berjejak dengan kearifan lokal dan keselarasan semesta, karena semesta akan menyaring peradaban.

Para spiritualis meyakini bahwa meletusnya  gunung Merapi bagaikan bunyi canang yang menandai dimulainya gelombang revolusi kesadaran di tingkat akar rumput. Banyak orang akan kembali pada jati diri bangsanya. Mereka mulai berani mengatakan ‘tidak’ pada agama-agama dan paham-paham yang petantang-petenteng menyombongkan diri merasa lebih unggul, lebih suci dan lebih banyak pengikutnya dari agam-agama lain.

Namun benar tidaknya keyakinan ini, berpulang pada masyarakat Indonesia sendiri, apa mau terus menerus pikirannya dijejali dengan mitos-mitos dan kepongahan agama-agama yang hanya mengagung-agungkan cangkang tapi menghempaskan isinya?


Salah satu suku Israel Kuno yang terhilang ditemukan di India
Rasul Yohanes mendapatkan penglihatan kejadian yang akan datang menurut kitab Wahyu.



LIST OF COMMENTS


1/10. Mr

SEmakin mengerasnya sikap ulama2 Islam tanpa bs diimbangi yg moderat, akankah menjadi turning point bg masyarakat umum karena mereka merasa sdh tak bs mengikuti/menjalankan cara2 baru ini?

2/10. Indonesia kan Bukan Cuma Jawa aja!

Ada masalah berat dari pemikiran yang mempercayai ramalan Sabdapalon - Nayagenggong, yaitu NKRI itu wilayahnya sudah dari Sabang sampai Merauke. Lha kalau orientasinya hanya eks Majapahit kan hanya Pulau Jawa saja yang tercakup. Gimana dong pulau-pulau yang lain yang dihuni berbagai suku yang bukan Jawa dan Sunda? Masuk atau tidak ke dalam cakupan ramalan itu? Untuk orang Jawa yang masih memegang keyakinan Shiva-Buddha dan Kejawen bisa saja ramalan itu relevan, tetapi untuk orang Minangkabau, Batak, Aceh, Flores, Maluku, Papua, apa relevansinya? Saya lebih cocok dengan pendapat AA Jin SM bahwa ramalan Sabdapalon itu adalah refleksi perlawanan spiritual oleh penganut Shiva-Buddha terhadap invasi Islam ke tanah Jawa yang awalnya menggunakan taqiya (tipu muslihat) yang membuat Prabu Bwawijaya lengah, lalu setelah kuat secara militer menggunakan kekerasan untuk menghancurkan kerajaan Majapahit. Baca tulisan-tulisan Damar Shashangka tentang hal itu. Perlawanan spiritual itu makin menguat belakangan ini karena ada invasi gelombang kedua oleh kaum Wahabi yang terwakili secara politis oleh PKS, secara militan oleh FPI, dan laskar-laskar ekstremis Islam lainnya. Kita lihat saja apakah benar Eyang Petruk akan tiwikrama menjadi tokoh politik dan negarawan yang akan mampu menyelamatkan NKRI dari menjadi NII yang DI.

3/10. Parah

Kejawen koq dibilang sebagai ajaran yang luhur? AA Jin ini dari JIL ya? gini ya, Kejawen itu adalah sisa-sisa paganisme sebelum cahaya Islam menyinari nusantara. Ajaran ini tidak ada hubungan sedikitpun dengan Islam, bahkan sangat bertentangan dengan Islam. ajaran Islam dibangun di atas tauhid dan sunnah, yaitu memurnikan ibadah hanya kepada Allah Ta’ala dan meneladani Rasul-Nya shallallahu’alaihi wa sallam. Sedangkan ajaran Kebatinan atau Kejawen dibangun di atas kesyirikan dan kedurhakaan kepada Allah Rabul’alamin. ajaran Kejawen bukanlah ajaran Islam dan penganutnya bukan muslim, maka wajib bagi setiap muslim untuk berlepas diri (bara’) dari ajaran sesat ini dan penganutnya. Sebagai muslim, kita harus meyakini bahwa ajaran Kejawen adalah kekafiran kepada Allah Ta’ala dan menganggap bahwa penganutnya adalah orang-orang kafir. Barangsiapa yang tidak mengkafirkan mereka atau malah membenarkan ajaran mereka atau sekedar ragu dengan kekafiran mereka maka dia juga kafir seperti mereka. Ingat AA Jin, tempat bagi orang-orang kafir di akhirat adalah di neraka !

4/10. ayat ayat nubuatan

Diperkirakan, ayat ayat alkitab yg berisi nubuatan ada antara 8-10 ribu ayat, dan menariknya, sebagian besar sudah tergenapi di lintas ribuan tahun, jadi bukan lagi "sudah mulai banyak" seperti kata penulis. sebagai pembanding, tidak ada satupun buku dimuka bumi ini yang bahkan mendekati akurasi dari nubuatan alkitab, terlebih lagi saat kita bicara tentang jaraknya yg begitu jauh antara nubuatan dan penggenapan.

5/10. Parah & ABB

#3 Parah - Orang ini memang parahnya sudah akut, sama seperti ABB. Indoktrinasi ajaran kebencian dan kepicikan sudah merasuk ke tulang sumsumnya. Orang-orang seperti inilah yang bikin Indonesia tetap jadi negara terpuruk dan barbar. Di otaknya hanya ada dar harb dar islam, kafir non kafir, bagaiamana caranya bikin jenggot lebat agar lebih banyak lagi bidadari yang menggelantunginya

6/10. AA Jin SM kok Mau Ditakut-takuti dengan Neraka.

@Penulis "Parah": Lho, lho, lho, ancaman masuk NERAKA itu sudah gak mempan untuk AA Jin, iming-iming SORGA apalagi, tidak akan dilirik sekilaspun. Anda itu melihat Kejawen hanya dari kulitnya kok berani-beraninya bilang syirik, penganutnya kafir, bakal masuk neraka. Anda ini seperti katak dalam tempurung, bacanya cuma Quran dan Hadis, serta bukunya Harun Yahya barangkali. Anda kira dunia itu hanya dibatasi oleh "tempurung" itu ya? Lalu anda dengan lantang menghakimi orang yang di luar "tempurung" anda sebagai kafir dan calon penghuni neraka. Coba anda jelaskan kepada sidang pembaca Apakabar neraka dan sorga itu di mana letaknya dalam Alam Semesta ini? Setelah anda jelaskan nanti diskusi kita lanjutkan.

7/10. di persering ulasannya

Banyak orang yg seperti @parah, jika ditanya atau diajak diskusi lebih dalam, ujung-ujungnya ngeles atau gak nyambung jawabannya. Ulasan AA Jin selalu OK. Jika tidak keberatan, mohon dipersering menulis ulasan.

8/10. Parah

Yang nulis parah inilah salah satu contoh dari manusia yang membuat bangsa ini terpuruk dan tidak pernah dihargai sebagai bangsa yang dulunya punya kebudayaan yang agung dan murni dari budaya sendiri. Tidak menghargai bangsa sendiri dan mengagungkan agungkan budaya yang diciptakan bangsa lain. Tunjukkan kebenaran secara ilmiah dan logis bukan hanya didasari pada sesuatu yang harus dipercaya dan tidak boleh dipertanyakan, kita ini manusia wajar saja bila mempertanyakan hal2 yang tidak kita mengerti sampai menjadi terang benderang. Adalah aneh bila seorang manusia mau melakukan sesuatu yang tidak bisa dimengerti oleh akal pikirannya.Buatlah pencerahan secara sistematis bukannya hanya menghujat saja hasil dari pemikiran orang lain

9/10. bleh

si "parah" dan si "ayat ayat nubuatan" sama gebleknya ... bung jin, lanjut terusss

10/10. ayat ayat nubuatan

orang-orang model "bleh" ini seringkali lebih "beriman" dari orang beriman (beragama). Karena dengan bodoh & naifnya menolak apapun yg bertentangan dengan "imannya dasarnya" yg berbunyi; apapun yg bertentangan dengan APA YG SAYA SUKAI UNTUK SAYA PERCAYAI, pasti saya akan tolak ASAp... standard ganda atau kebodohan ? hahahaha

2 komentar:

  1. kayaknya kamu kebayakan baca kitab darmogunnul
    setelah saya teliti dngan seksana dan saya bandingkan dengan ajaran agama lainya dan saya bandingkan dengan bangsa2 yang ada sekarang dan dengan alam semesta ini
    kitab itu sungguh menggelikan tapi sangat berbahaya bagi orang bodoh
    kalo anda tidak percaya coba baca lagi kitab darmogundul kesayangan ada itu

    BalasHapus
    Balasan
    1. terbukti, setelah islam menguasai nusantara bangsa kita tidak pernah merasakan kedamaian, ketentraman apalagi kemakmuran...ini disebabkan karena agama islam hanya perpandangan fanatik tidak mau mengakui kebenaran dari agama lain....menganggap dirinya paling benar.....layaknya ikan yang diceritakan tentang daratan tidak akan pernah menerima bahwa daratan itu ada.......karena hanya mengenal air dan menganggap bahwa daratan tidak akan pernah ada.....(kenapa islam mengharamkan umatnya untuk mempelajari agama lain, ini disebabkan kekewatiran kebohongan selama ini terbongkar).

      Hapus