OM SRI SAIRAM

OM SRI SAIRAM........

Senin, 06 Desember 2010

Sanatana Dharma



Hindu dan Hinduisme adalah suatu istilah yang dilekatkan oleh para penjajah asing India pada sistem sosio-relijius tradisional dari orang-orang Hind atau India. Istilah ini tidak tampak dalam satu pun dari Pustaka Suci Hindu, yaitu Veda. Umat Hindu sendiri merujuk kepada agama mereka sebagai Sanatana Dharma yang diterjemahkan secara harfiah berarti Kebenaran Abadi, Jalan yang Kekal. Sanatana berarti kekal, tiada berkesudahan, atau senantiasa ada. Dharma berarti metode apapun yang memungkinkan seseorang melihat kenyataan/kebenaran sebagaimana adanya dan yang dengannya dia dapat ditarik mendekati Kebenaran Mutlak dan Realitas Tertinggi. Karena para pengikut Sanatana Dharma menempatkan Veda sebagai otoritas pengetahuan tertinggi, maka jalan ini disebut pula Veda-dharma.


Sanatana Dharma jauh lebih tua dari peradaban manapun, dengan pustaka sucinya yang telah ada jauh sebelum adanya catatan sejarah. Dharma ini telah menyebar ke seluruh dunia, membentuk peradaban yang sampai saat ini masih hidup di seluruh Asia Tenggara, Jepang, Cina, Tibet, dan bagian-bagian benua lainnya. Kerajaan kuno pra-injili, Mittani di Asia Kecil, telah diperintah oleh raja-raja Hindu yang menggunakan nama-nama Sanskrit. Tidak seperti mitos yang dihembuskan para indolog asing, bahwa Hindu berasal dari peradaban “Arya” Indo-Eropa yang datang ke India dan menaklukkan penduduk pribumi. Justru sebaliknya, orang-orang Sumeria dan Hittite yang keduanya merupakan Indo-Eropa sesungguhnya berasal dari daerah-daerah di lembah Ganga. Filsafat dan teologi Hindu telah mempengaruhi kebudayaan Yunani dengan demikian kuatnya sejak masa ketika Alexander yang Agung menginvasi beberapa wilayah di India Utara. Keserupaan yang bermakna juga ditunjukkan oleh kepercayaan dan mitologi bangsa Skandinavia kuno dengan yang terdapat dalam Hindu.
Peradaban-peradaban besar dunia kuno seperti Romawi, Yunani, Mesir, Sumeria, Babilonia, semua sudah berlalu. Bahkan tradisi kerohanian tertua di dunia Barat, agama Yahudi, telah mengalami perubahan yang radikal semenjak awal mulanya sekitar 5000 tahun yang lalu. Walaupun demikian kebudayaan dan peradaban Hindu tetap berlanjut sebagai kekuatan yang hidup, tetap menggemakan pemikirannya, dan penampakannya hampir tidak berubah selama lebih dari 6000 tahun. Saat ini, masyarakat Hindu dapat ditemukan hampir di setiap negara di dunia.
Sanatana Dharma, sebagaimana namanya, tetap merupakan agama yang paling tua dan paling dinamis di antara semua agama dunia. Dia juga tetap merupakan peradaban yang hidup, sumber dari nilai-nilai yang masih dipegang teguh dan diterapkan oleh sejumlah besar penduduk dunia. Hindu juga tetap berada di garis depan dari semua jalan yang menekankan spiritualitas eksperiental (kerohanian yang diinsafi dan dialami) dan menunjukkan kebebasan yang besar dalam pendekatannya terhadap kehidupan rohani pribadi. Hindu memiliki suatu kemampuan bawaan yang unik, yaitu dapat mengadaptasikan dirinya dengan berbagai perubahan keadaan. Dikatakan oleh yang paling penting di antara para pembuat hukum, “Apapun (yang disebut) dharma itu, yang tidak akan mengarahkan pada kebahagiaan dan yang secara umum disalahkan oleh orang-orang (loka-vikrusta), maka haruslah ditolak.” (Manu 12.105-106). Anjuran ini mengarahkan masyarakat Hindu untuk selalu mampu mengadaptasikan praktik-praktik relijiusnya bersama nilai-nilai luhur dalam masyarakat tempatnya bertumbuh. Hindu tidak mengajarkan untuk menolak latar belakang penganutnya, kemudian menggantinya dengan cara hidup tertentu yang dibakukan. Sekalipun India menjadi negeri asal Hindu, tetapi Hindu tidak semata-mata India. Hindu membuat penganutnya mampu melihat hal-hal yang baik dan mulia dalam budaya bangsanya, memperindahnya dengan sentuhan keinsafan rohani menda-lam dan kebijaksanaan Veda, lalu membentuk pribadi bangsa yang memiliki jati diri sendiri. Hal ini secara khusus tepat bagi keadaan masa kini, ketika ada begitu banyak komunitas Hindu yang berkembang di hampir setiap negara-negara Barat – AS, Kanada, Australia, Eropa dan sebagainya. Kebudayaan rohani Veda ini telah mengalami kebangkitan dan pengaruhnya terus bertumbuh di seluruh dunia. Ini hanya merupakan salah satu dari sekian banyak alasan mengapa Hindu mampu bertahan selama ribuan tahun, walaupun berada di tengah berbagai tekanan. Selain itu, tak dapat dipungkiri, para penganutnya telah mengalami banyak usaha untuk meniadakan keberadaannya, yang dilakukan oleh agama-agama lain yang bersifat lebih dogmatis dan berorientasi iman (Berimanlah maka kamu selamat. Perbuatan tidak penting).



Apakah yang disebut Hindu atau agama Hindu itu?
Hindu/Hinduisme merupakan suatu istilah umum untuk menyatakan sekumpulan besar berbagai jenis sistem kepercayaan, adat-kebiasaan, tradisi, dan ritual. Istilah ini awalnya digunakan oleh para penjajah bangsa asing untuk menjelaskan suatu religi yang diterapkan oleh masyarakat yang hidup di jazirah India. Nama Hindu diturunkan dari nama sungai Indus. India disebut Ind atau Hind dalam bahasa Parsi dan Arab, dan dengan demikian agama yang dianut para penghuni India disebut Hindu/Hinduisme. Nama
Hindu ini sama sekali tidak ditemukan dalam Veda (Kumpulan Pustaka atau Sastra Suci yang merupakan kitab suci bagi umat Hindu) atau dalam sastra-sastra klasik India Kuno manapun. Oleh umat Hindu sendiri, kepercayaannya ini disebut sebagai Sanatana Dharma berarti Jalan Kebenaran Yang Kekal.

Dasar dari Sanatana Dharma adalah kitab-kitab yang diungkapkan di India Purba. Berbeda dengan bayangan orang pada umumnya mengenai bentuk suatu kitab suci agama yang biasanya berupa satu buku besar, revelasi yang terdapat di India merupakan sejumlah pengetahuan yang amat sangat luas, meliputi berbagai bidang baik sekuler maupun spiritual. Mustahil menuliskan keseluruhan revelasi ini dalam bentuk satu buku tunggal. Sesungguhnya kumpulan besar ilmu pengetahuan ini dalam bentuk tertulisnya dapat mengisi penuh satu perpustakaan negara. Kumpulan segala ilmu yang bersumberkan atau berasal langsung dari Tuhan inilah yang disebut Veda, yang secara harfiah juga berarti “Ilmu Pengetahuan”. Seluruh ilmu pengetahuan di dunia diyakini terkandung dalam Veda. Bagi Hindu, Veda merupakan pengetahuan cetak biru alam semesta. Pengetahuan yang mengungkapkan pikiran Tuhan, sebelum menjadikan alam semesta. Veda inilah yang mendasari seluruh penerapan Jalan Kekal atau Sanatana Dharma. Kemudian dalam praktiknya saat ini, Sanatana Dharma dapat dibagi menjadi dua kategori.
1.Religi heterodoks yang dianut kebanyakan orang, terdiri lebih banyak dari takhayul, animisme, dinamisme, ritual-ritual permohonan yang ditujukan kepada berbagai dewa dan dewi untuk mendapatkan keselamatan, mengusir wabah, penyakit, kesialan, bencana dan sebagainya, bercampur dengan berbagai macam filsafat, kebiasaan turun-temurun, sistem moral dan sosial, tanpa basis teologis maupun filosofis yang kuat. Sistem kepercayaan dan adat istiadat ini bisa berbeda-beda dari satu tempat ke tempat yang lain, dari satu kelompok sosial ke kelompok sosial lain di berbagai pelosok anak benua India dan dunia.
2.Religi ortodoks, sering pula disebut sebagai Brahmanisme (walaupun kurang tepat) oleh para indologis, yang didasarkan atas Kitab-kitab Suci yang direvelasikan (Veda), dengan dasar filosofis dan teologis yang masuk akal dikenal sebagai Vedanta (Kesimpulan Akhir Segala Pengetahuan). Walaupun ada banyak tradisi dan mazhab dalam religi ortodoks ini dan berbagai variasi dalam doktrin-doktrin teologinya, namun praktiknya kurang lebih sama di seluruh dunia Hindu. Memasuki religi ini secara resmi harus melalui proses inisiasi (diksha) dan pengikatan dengan para pelindung ajaran.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar