OM SRI SAIRAM

OM SRI SAIRAM........

Selasa, 07 Desember 2010

Kontroversi Seputar Sungai Gangga


 pavanaù pavatäm asmi rämaù çastra-bhåtäm aham jhañäëäà makaraç cäsmi srotasäm asmi jähnavé, Diantara segala sesuatu yang menyucikan, Aku adalah angin, di antara para pembawa senjata Aku adalah Rama. Di antara ikan-ikan Aku adalah ikan hiu, dan diantara sungai-sungai yang mengalir Aku adalah sungai Gangga (Bhagavad Gita 10.31).
Sloka di atas hanyalah salah satu sloka Veda dari sekian banyak sloka-sloka Veda yang mengagungkan tentang kesucian sungai Gangga.

Dari awal peradaban Veda, Sungai Gangga digunakan untuk berbagai kegiatan, terutamanya dalam kegiatan ritual karena dipercaya bahwa air sungai Gangga membawa kesucian dan dapat menjadi prayascita/penyucian terhadap semua kekotoran. Masyarakat yang hidup di sekitar sungai Gangga juga memanfaatkan air sungai Gangga sebagai air minum, mencuci dan juga membuang kotoran. Tidak hanya itu, sungai Gangga juga dijadikan tempat membuang abu jenasah oleh masyarakat Hindu yang tidak hanya dari India, tetapi dari penjuru dunia. Yang lebih mengerikan lagi, acap kali mayat yang belum terbakar secara sempurna sudah dihanyutkan ke dalam sungai Gangga. Sehingga jangan heran jika anda menemukan mayat manusia atau tengkorak utuh di sekitar sungai Gangga. Mengerikan bukan?
Secara kasat mata memang betul bahwasanya air sungai Gangga tampak keruh, dijejali oleh ribuan orang yang melakukan berbagai kegiatan. Ada yang sibuk dengan ritual keagamaan, mandi, mencuci, kakus atau hanya sekedar melancong. Berbagai kotoran tampak berserakan di sekitar sungai yang dianggap suci tersebut sehingga terkesan sangat-sangat kumuh.
Fenomena ini sering kali dijadikan isu menarik untuk melakukan propaganda agama oleh beberapa oknum umat agama lain untuk mengalihkan pengikut Hindu atau mencegah agar orang-orang tidak tertarik menjadi agama Hindu.

Namun dibalik kekotoran dan lingkungan yang kumuh tersebut, terdapat keanehan yang luar biasa yang membuat banyak orang-orang saint tercengang. Seorang senior di Narayana Smrti Ashram Yogayakarta, Budi Raharjo, M.BA yang merupakan seorang dosen dan juga guru di beberapa perguruan tinggi dan Sekolah Mengengah di Yogayakarta sempat hidup dan menempuh pendidikan master di India selama beberapa tahun. Pada suatu kesempatan di tahun 2004 yang lalu beliau mengambil dan membawa pulang sebotol kecil air sungai Gangga. Karena kebetulan beliau juga menjalankan usaha air RO (reverse osmosis) dan memiliki alat penguji kadar logam dan kualitas air yang dapat digunakan untuk menguji suatu air layak minum atau tidak, akhirnya beliau mencoba menguji beberapa sampel air yang beliau miliki. Beberapa sampel itu antara lain air sungai Gangga, air sumur bor yang berlokasi di dekat jalan di depan ashrama, air sumur di belakang yang dekat dengan kandang sapi, air minum bermerk dan air zamzam.

Apa yang terjadi? Ternyata kualitas air sungai Gangga sangat layak minum dan memiliki kadar logam sedikit di atas air dalam kemasan. Air sumur yang terletak di dekat kandang sapi juga memiliki kualitas yang lebih tinggi dari air sumur bor yang ada di depan dan air samsam memiliki kadar logam yang cukup tinggi. Bagaimana mungkin air sungai Gangga yang terlihat kotor tersebut menjadi layak minum?
Keanehan sungai Gangga ini ternyata juga mengundang banyak ahli-ahli saint modern melakukan penelitian terhadap air sungai Gangga.
Dr. D, Herelle adalah seorang dokter berkebangsaan Perancis. Pada suatu hari beliau melihat sendiri, mayat-mayat mengambang di Sungai Gangga. Mayat-mayat yang bergelimpangan di sungai itu, merupakan korban-korban keganasan wabah kolera dan desentri. Di hilir tidak jauh dari mayat-mayat yang menjijikkan itu, dilihat pula oleh Dr. D,Herele, orang-orang mandi dengan asyiknya. Malahan diantara mereka ada yang meminum air sungai tanpa merasakan jijik. Tetapi mengapa mereka tidak ketularan kolera dan desentri yang kejam itu? Aneh! Dr. D,Herele, yang tahu betul tentang medis sangat keheranan menyaksikan keajaiban dunia yang satu ini.
Sebagai seorang ilmuwan, dokter Prancis itu terpanggil untuk menyelidikinya. Ia pulang, kemudian mengumpulkan kuman-kuman itu dibawanya ke tepian Sungai Gangga. Dan dicampur dengan air Sungai Gangga yang telah diambilnya dengan gelas. Betapa terkejutnya  Dokter itu, ternyata, dalam waktu yang relatif singkat, kuman-kuman kolera dan desentri itu mati.
Penyelidikan pun dilanjutkan. Dr. D, Herelle mendekati mayat-mayat yang mengambang di Sungai Gangga. Dengan menggunakan mikroskop ia melakukan penelitian berikutnya. Dan ternyata cuplikan sampel yang dia ambil dengan radius kurang lebih setengah meter dari mayat-mayat itu sama sekali tidak ditemukan seekorpun kuman desentri dan kolera yang hidup. Dari hasil penyelidikkannya Dr. D,Herelle menyatakan, “suatu mineral yang tak dikenal, yang terkandung oleh air sungai Gangga, bisa membunuh kuman-kuman penyakit”.
Dr. G.E. Nelson, yaitu seorang dokter berkebangsaan Inggris, juga mengadakan penelitian mengenai keberadaan air sungai Gangga ini. Ia membuktikan, bahwa kapal-kapal yang berlayar dari Calcutta, pelabuhan India paling timur , yang menuju Inggris, mengambil air perbekalannya dari Sungai Hugli. Sungai Hugli, adalah suatu muara Sungai Gangga yang airnya paling kotor. Walau kapal-kapal itu berlayar berbulan-bulan, ternyata air yang dibawanya masih segar, tidak berbau. Sedangkan kapal-kapal yang berlayar dari Inggris menuju India, mengambil air perbekalan dari Pelabuhan Inggris, setelah kapal-kapal itu berlayar selama satu minggu, setibanya di pelabuhan India terbarat, Bombay air perbekalannya sudah berbau busuk, tidak dapat diminum lagi, walaupun air perbekalan itu telah diganti terusan Suez atau di Aden (Laut merah). Dari hasil penyelidikannya itu Dr. G.E. Nelson berpendapat, “Air sungai Gangga, mengandung suatu unsur-unsur yang belum dikenal, sehingga air itu tahan berbulan-bulan”. Bahkan telah dibuktikan, bahwa kesegaran air Sungai Gangga itu dapat bertahan bertahun-tahun.
Seorang sarjana Amerika yang berasal dari Kanada, Dr. F.G. Harrison, juga mengadakan penyelidikan terhadap keajaiban Sungai Gangga. Setelah melakukan penyelidikan, Ia berkata: “Suatu keajaiban alam yang belum dapat diterangkan. Ternyata, kuman-kuman kolera dan lain-lainnya, mati dengan cepatnya, setelah berada dalam air sungai Gangga. Anehnya, khasiat pembunuh kuman dari Sungai Gangga itu, akan hilang, jika air itu dimasak. Dan jika air Sungai Gangga dicampur dengan air lain, air sumur ditepian Sungai Gangga sekalipun, dengan seketika kuman-kuman penyakit tidak mati malah akan berkembang biak dengan cepatnya.”
Seorang doter Prancis yang paling laku di negerinya, memilih tinggal di tepi Sungai Gangga. Ia meninggalkan negerinya, setelah mengetahui Khasiat dari Sunga Gangga. Dan kini, ia menjadi sorang sadhu, orang suci Hindu.
Seorang Amerika, yang baru mendapat title Dotor dalam filsafat dari Benares Hindu University (BHU) dilaporkan meninggalkan asrama walaupun asrama itu mewah. Ia memilih hidup di sebuah perahu, yang mengambang ditepian Sungai Gangga. Kalau ia mandi, tidak pernah memakai sabun. “Percuma”, katanya. Ia percaya bahwa air Sungai Gangga saja sudah membunuh segala kuman yang mungkin ada di badan.
Jadi tidaklah salah apa yang disampaikan oleh Veda yang mengagung-agungkan kesucian sungai Gangga yang dikisahkan turun dari svargaloka dan disanggah oleh Dewa Siva dengan kepadanya di pegunungan himalaya sebelum akhirnya mengalir dalam bentuk sungai Gangga.
Anda belum yakin? Silahkan buktikan sendiri dengan datang langsung ke sungai Gangga
Sumber; dikutip dari mailinglist dan beberapa website tetangga dengan sedikit modifikasi

31 komentar:

  1. info nya HOAXX.....
    sumbernya ngga jelas...
    tokoh-tokoh, dan kutipan" yang diambil diragukan..
    (di searching google, ngga ada tuh..)

    BalasHapus
  2. ha..ha..ha.. ;-D

    BalasHapus
  3. itulah keajaiban sungai gangga....kehebatan weda yang tidak ada tandingannya

    BalasHapus
  4. palsu;..ane dah ek mbah gooble...hoax..kadungan e colinya 5500 ppm normal hanya 5 ppm...

    BalasHapus
  5. anda percaya yg anda baca, begitu pula saya percaya yg saya baca...salam rahayu...

    BalasHapus
  6. nas saje to de .....................!!!!!!!!

    BalasHapus
  7. islam agama terbaik tpi bnyak terorisnya

    BalasHapus
  8. teroris bukan islam yang ngaku islam, tp kaum nasrani n yahudi saja yang suka menindas orang islam

    BalasHapus
    Balasan
    1. masak...? bagaimana dengan yang terjadi di timur tengah sekarang. mereka berbicaratentang khalifah untuk menghalalkan pembunuhan terhadap saudaranya sendiri. sunguh ironis memang

      Hapus
    2. Apa hubungannya timur tengah sama sungai gangga...? Umat islam sekarang semakin tersebar luas di seluruh dunia... bahkan di india.. itu fakta... orang2 hindu mulai sadar dan meninggalkan faham salah mereka.

      Hapus
  9. Coba periksa berita lain sungai gangga airnya tidak layak minum mengandung 1,5 jt bakteri. padahal yang layak maks. 500 bakteri ..

    BalasHapus
  10. Sungai penuh penyakit kok di sanjung2 sih ???
    Gimana masyarakat indianya mau sadar kalau malah dibodohi dengan sanjungan ...
    Rusak kok dibudidayakan ... CACAD ni Blog !!

    BalasHapus
  11. saya sangat suka dg tulisan ini karena banyak umat lain yg ingin melecehkan hindu dg cara mangatakan bhwa sungai gangga kotor agar umat hindu pindah agama atau umat lain takut mnjadi hindu. salam sukses buat joni agung.

    BalasHapus
    Balasan
    1. 1.Disini TIDAK ada yg melecehkan HINDU bro...
      Sensi amat.😂😂😂😂😂😂.
      2.Tidak ada yg mengatak SUNGAI GANGGA INI KOTOR tanpa bukti bro....ini REALYTA MMG KOTOR DAN BAU
      3.Siapa yg melecehkan GANGGA..agar umat HINDU pndh agama bro...ini DEMI HIGIENIS- Kebersihan dan kesehatan.
      4.Agar umat lain takut menjadi HINDU..??
      Knp hrs takut bro...meng IMANI suatu AGAMA itu hrs dng HATI....AKAL SEHAT ...DAN FIKIRAN BAIK bro...

      Cuap cuap mu hanya ASUMSI belaka...tanpa ILMU dan IQ.

      Hapus
  12. gak usah lah saling menjatuhkan. dlm hindu tdk pernah diajarkan untuk menjelekkan agama lain. z kurang tw untuk agama apakah diajarkan mnjelekkan agama lain. dr segi mana baiknya klo bgtu?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
    2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
    3. Memaparkan REALITA (Kotornya su gai GANGGA) Bukan ber arti MENJATUH kan tooong...ini adalah komentar dr komentator.

      Hapus
    4. Memaparkan REALITA (Kotornya su gai GANGGA) Bukan ber arti MENJATUH kan tooong...ini adalah komentar dr komentator.

      Hapus
  13. terimakasih....
    saya percaya dgn tulisan di artikel ini

    BalasHapus
  14. BAGAIMANA BERSIH, MAYAT BERGELIMPANGAN DISANA, BELUMLAGI LIMBAH INDUSTRI....PASTILAH ORANG YG SEHAT AKALNYA BILANG ITU BULLSHEET ... HOAX....... KEPERCAYAAN PAGANISME YG MASIH DITELAN MENTAH2. INSAFLAH WAHAI .. SAUDARA UMAT HINDU

    BalasHapus
  15. memang susah kah kita tanpa mengadu agama ? anut aja agama sendiri , orang hindhu gak pernah bilang agama hindhu terbaik< cm islam aja diblg terbaik apa sih maunya, jangan gt dong. agama itu ada sblm kalian lahir tau nggak?klo kalian islam ikuti agamu sendiri ga usah cela ini itu fuck

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bukan masalah agama bang asu... tapi masalah pembodohan kesucian sungai gangga itu menyebabkan semakin tersebarnya wabah penyakit pada masyarakat di sana.... buktinya korban kolera semakin ganas dan berjatuhan di sana....

      Hapus
    2. Bukan masalah agama bang asu... tapi masalah pembodohan kesucian sungai gangga itu menyebabkan semakin tersebarnya wabah penyakit pada masyarakat di sana.... buktinya korban kolera semakin ganas dan berjatuhan di sana....

      Hapus
    3. Saya setuju dng anda @Siti Rahmawati

      Hapus
  16. ga usah junjung agama sendiri dan juga jangan cela agama orang klo kalian mau hidup damai di bumi ini. makan agamu ituuu.
    yang prlu dipikir adalah sumber makanan tau ngggak. liat itu jepang prnah dengar orang jepang debat agama. cm di indonesia aja . dasar orang indo

    BalasHapus
    Balasan
    1. Apakah menurut mu orang Jepang se KOTOR orang" di I dia sekitar sungai Gangga yg kotor itu...
      Berfikir pakai AKAL CERDAS....bukan asal hujat doank.
      Disini kebanyakan berkomentar ttg KOTOR nya cara hidup manusia disana.Bukan meng intikan - menyalagkan SUATU AGAMA....Begok.

      Hapus
  17. hindhu ga prnah berniat menyebarkan agama, mencari pengikut nooo, siapa mau disuruh ngikutin agama kita , ya keturunan aja, jangan promosi islam terbaik islam terbaik. gak perlu kayak gt bro. klo islam diblg suci ya sucilah sendiri.

    BalasHapus
  18. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  19. Kalau bisa membunuh bakteri kolera... kenapa semakin banyak korban kolera di sana... bahkan penyebaran birus hiv juga sangat tinggi di india.... kenapa? Sungai gangga suci ,{ya untuk lebih sopannya bisa di katakan MITOS}

    BalasHapus
  20. Kalau sungai gangga bisa mematikan bakteri tentu sungai itu tidak akan tercemar dan berbau buduk... apalagi berubah warna malah yang ada mayat mayat yang di lempar ke sungaipun yidak skan membusuk karna tidak akan terurai oleh bakteri pembusuk...tapi kenyataanya wakwaw.... ciluk baaaaaa... jangan ngawur dan mengkhayal mas sungai gangga suci... yang ada malah jadi wabah penyakit mematikan!!! Manusia yang berfikir dan menggunakan akalnya tidak akan terpropokasi oleh mitos mitos di atas terimakasih....

    BalasHapus